Pingsut dimenangkan oleh Tika dan akhirnya mereka
jalan-jalan ke mall.
4.EXT. DEPAN MALL – SEKITAR JAM 5 SORE
4.EXT. DEPAN MALL – SEKITAR JAM 5 SORE
Setelah asyik mengelilingi seisi mall, Tika, Laura dan Sindi
beranjak keluar dari mall, ketika mereka sampai di depan mall, mereka melihat
Ramsi yang sedang duduk dibawah pohon depan mall. Mereka pun menghampiri Ramsi.
Tika, Laura, dan Sindi (bergaya detektif berjalan pelan
menuju belakang Ramsi)
Laura mengagetkan Ramsi “Wooooeeeeeyyyyyyy”
Ramsi (kaget dan bersiap memukulkan gitarnya) “Eh kamu
Laura, untung aja aku gak jadi mukul,hehe maaf ya”
Laura (sok keren, padahal takut saat akan dipukul tadi) “Wah
loe itu, gitu aja mau mukul, besok-besok gak ngagetin lagi deh. Ohya, udah punya
lagu baru belum?
Ramsi (sedikit malu dan bergetar ketika menjawab pertanyaan
Laura) “Belum Laura, nanti aku kabarin kalau udah ada”
Laura : “Oke, gue
pulang dulu ya”
Laura, Tika, dan Sindi melanjutkan pulang.

Laura : “Ya kenal lah,
namanya Ramsi - dia itu temanku waktu SD, tapi kasihan, orang tuanya tiada
ketika ia masih kecil, dan dia diasuh oleh pamannya yang kerjanya serabutan,
dan yang lebih kasihan lagi, ia tidak bisa lanjut sekolah”
Tika dan Sindi serentak berkata: “Waaaaahhhhh kasihan
banget”
Laura : “Dan perlu
kalian tahu ya, dia itu cerdas, waktu SD – ia selalu ranking pertama dan pernah
juara pertama lomba puisi dan cipta lagu”
Tika dan Sindi terkagum serentak : “waaaaaaaaahhhhhhhh
kerennnnnnnnn”
Sindi : “Oya, tadi
loe minta lagu baru dari dia buat apa?”
Tika : “Kalau
tebakan gue gak salah, pasti loe mau ngirim lagunya ke prosedur rekaman atau di upload ke youtube kan?”
Sindi : “Produser
kaleeeee, wah parah nih anak”
Tika : “Hahahaha”
Laura : “Hahahaha, That’s
right friends, aku kasihan banget sama dia, paling tidak bisa sedikit
membantunya”
5.EXT. HARI MINGGU - TAMAN – SEKITAR JAM 9 PAGI
Laura dan Ramsi ketemu di taman dan Ramsi bermaksud untuk
memperkenalkan lagu barunya.
Ramsi : “Laura, lagu
ini cocoknya yang nyanyi tu cewek”
Laura : “Ciyus?”
Ramsi : “Apa itu
ciyus?”
Laura : “Hahaha udah
lupain aja, terus yang nyanyi siapa?”
Ramsi : “Kamu, siapa
lagi?”
Laura : “Haaaaaah
(kaget) kok aku?”
Ramsi : “Coba dulu aja
ya, nanti aku yang main gitar dan kamu yang nyanyi”
Sekali dua kali tiga kali empat kali lima kali, Laura belum
bisa pas dengan nadanya, namun mereka berdua terus mencoba, mencoba dan
mencoba.
Sejam kemudian, mereka berhasil memadukan alunan gitar dan
suara Laura. Tiba-tiba Tika dan Sindi datang.
Tika dan Sindi serentak berkata :”Cieeeeeeee”
Laura : “Weeehhh
kenapa kalian tiba-tiba datang terus cieeeeeee. Kebetulan kalian datang, minta
tolong rekamin kami donk. Kita punya lagu baru lho (dengan bangga berkata seperti
itu)”
Ramsi : “Kapan-kapan
aja Laura”
Tika : “Jangan
bilang karna kamu berpakaian seperti itu ya!!” (bentak Tika)
Sindi : “Husssss Loe
ini ngomong apan sih Tik!!!!!!!” (tegur Sindi)
Laura : “Heh heh heh…
kok pada rebut, ngomongnya diatur dikit Tik, ini temanku juga”
Tika : “Sori..
sori”
Ramsi : “Memang bener
kata mbaknya”
Tika : “Jangan
panggil mbak, pangil aja Tika” (sambil mengulurkan tangannya ke Ramsi)
Laura : “Nah gitu
donk, Sindi juga ayo” (perintah Laura)
Mereka akhirnya telah meleburkan suasana kaku dan telah
menjadi empat sekawan yang hangat dan akrab tanpa pandang bulu.
Tika dan Sindi telah merekam Laura dan Ramsi.
Laura : “Ramsi, kita
pulang dulu ya, kapan-kapan ketemu lagi”
Ramsi : “Hati-hati
semuanya”
Laura, Sindi, dan Tika pulang kerumah masing-masing dan
Ramsi berjalan menuju perempatan lampu merah dekat taman.